Sejarah KBS

Pelabuhan Cigading didirikan untuk menyediakan fasilitas  bongkar muat untuk semua bahan baku, produk, dan suku cadang Krakatau Steel Company (KSC). Pada tahun 1970, Pemerintah Indonesia menunjuk Pertamina untuk mengambil alih operasional dengan nama asli Pabrik Baja Trikora dan pada saat itu didirikan KSC. KSC segera mulai pembukaan lahan untuk memperluas fasilitas untuk memproduksi bilet, spons dan bahan lainnya. Pada tahun 1975 Pemerintah Indonesia melalui Menteri Industri mengambil alih pengoperasian KSC karena kesulitan keuangan yang sedang dialami oleh Pertamina.

Sebuah rencana strategis terpadu dikembangkan dan diimplementasikan untuk mengembangkan PT. Krakatau Foundry dan Rolling Mill membuat KSC menjadi pabrik baja terintegrasi terbesar di Asia Tenggara pada saat itu. Pada tahun yang sama, PT. Krakatau mulai membangun tambatan pelet pertama dengan panjang 300 meter dan apron seluas 33 meter. dermaga ini dibangun untuk menampung kapal 50.000 DWT yang diresmikan oleh Presiden pada tahun 1997.

Pembangunan 270 meter dermaga spons diikuti penyelesaian dermaga pelet. dermaga ini juga untuk menampung kapal 50.000 DWT. Pabrik bar mill mulai produksi pada periode yang sama. Sebuah dermaga untuk tongkang selesai pada tahun 1984, dan pada tahun 1990 sebuah dermaga tambahan pelet dibangun dengan memperluas sebuah dermaga yang ada 285 meter tambahan dengan apron seluas 25,2 meter. Ini dermaga terbaru, telah selesai pada tahun 1992 dan mampu menampung kapal 70.000 DWT. Pada Februari 1995, pembangunan dermaga untuk baja scrap dimulai. Pada tahun 1997 dermaga itu selesai dengan panjang 240 meter. Pada tahun 1996, PT Krakatau Steel merilis manajemen Pelabuhan Cigading untuk anak perusahaannya bernama PT. Krakatau Bandar Samudera. Ini adalah bagian dari strategi restrukturisasi yang dibuat oleh PT. Krakatau Steel untuk mengoperasikan Pelabuhan Cigading dengan profesional.

Login Form

Username Tidak Boleh Kosong
Password Tidak Boleh Kosong
Username atau Password Salah
×